Selasa, 27 Mei 2014

Akhir Kehidupan Bintang Serupa Matahari

Kala menatap langit malam, rasanya tak percaya kalau kehidupan bintang-bintang tidaklah kekal. Sebagian cahaya kecil berkerlap-kerlip yang kita lihat bertaburan di langit malam telah ada disana sepanjang sejarah umat manusia. Pada kenyataannya, sepeti halnya manusia, bintang-bintang itu dilahirkan, menjalani hidupnya, menjadi tua dan akhirnya mati.

Bagaimana akhir hidupnya bergantung pada massanya. Bintang-bintang yang kecil menggembung dan menghembuskan materinya, layaknya angin yang berhembus memadamkan lilin, sedangkan bintang-bintang besar mati dalam ledakan dramatis, milyaran milyar kali lebih dahsyat daripada ledakan bom atom! Para astronom yakin, kita telah mengetahui dengan pasti siklus hidup bintang yang massanya sama dengan massa matahari, yang merupakan bintang kecil. Bintang-bintang seperti matahari akan melontarkan atmosfernya ke ruang angkasa menjelang akhir hidupnya. Materi yang dilontarkan ini kemudian akan membentuk bintang-bintang generasi baru. Seperti siklus kehidupan dibumi, kan? Namun, penelitian baru mengenai bintang-bintang purba yang tinggal di gugus bola telah mengguncang dunia ilmu ruang angkasa. Gugus bola adalah grup raksasa beranggotakan bintang-bintang , penelitian itu menunjukkan bahwa banyak bintang seperti matahari yang sama sekali tidak mengalami tahap melontarkan atmosfer.

Hasil penelitian ini sangat mengejutkan. Penelitian itu menunjukkan bahwa semua bintang pada fase tersebut telah berusia sangat tua. Dan tak satupun bintang generasi berikutnya, yang sampai pada fase tersebut, ternyata sekitar 70% bintang melompatinya. Bintang-bintang itu malahan langsung pensiun menjadi bintang katai putih. 


Fakta menarik :
Tahukah kalian, kenapa tidk ada yang pernah melihat apa yang terjadi ketika suatu bintang bermassa kecil mati? Begini, umur alam semesta kita ini sekitar 13,8 milyar tahun. Bintang-bintang bermassa sekitar 10 kali lebih kecil daripada massa mataharimempunyai energi yang cukup untuk hidup selama 6 hingga 12 trilyun tahun. Jauh lebih lama dari umur alam semesta sekarang (Ratna Satyaningsih/Langit Selatan). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar