Aurora merupakan
pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas
pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya
reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Matahari atau Bintang Merah yang
menjadi pusat orbit planet-planet wilayah tatasurya ternyata hanyalah satu
diantara milyaran bintang lainnya di galaksi bimasakti. Pada inti
pusatnya, ia memiliki suhu 14 juta kelvin dengan tekanan 100 milyar kali lipat
tekanan atmosfer di bumi. Cahaya yang dipancarkan matahari berasal dari reaksi
fusi termonuklir yang terjadi pada inti bintang. Secara konveksi, energi hasil
reaksi fusi tersebut dialirkan ke permukaan. Dari aliran konveksi tersebut,
tercipta medan magnet yang sangat kuat di permukaan matahari. Daerah-daerah
medan magnet tersebut relatif gelap (lebih dingin) dari pada sekitarnya,
sehingga ia dinamakan bintik matahari atau
sunspot.
Sunspot ini dianggap sebagai
bendungan pasir pada arus air yang liar, ketika kekuatannya sudah tak sanggup
lagi menahan tekanan arus, maka ia akan ‘jebol’. ‘Jebol’nya sunspot ini akan memuntahkan
kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton atau elektron. Energi yang
dilontaran keluar matahari tersebutlah yang disebut sebagai angin
matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka dinamakan badai matahari.
Perjalanan angin matahari menuju
bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari perjalanan antariksa. Ketika
melewati Merkurius dan Venus, angin
matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet
tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran
proton dan elektron yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin
matahari itu menghantam bumi.
Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar,
dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi.
Sehingga bumi ini dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk
sebuah perisai yang mirip dengan buah apel, dimana bumi berada pada inti
buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah apel. Magnetosferini terdiri
dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang
berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya sebuah perisai, magnetosfer
dan sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.
Ketika angin matahari menerpa magnetosfer,
partikel-partikel angin matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan
magnet bumi. Semakin tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan
magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke
kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer.
Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan
dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya
yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora. Di kutub
utara bumi, aurora ini
disebut sebagai aurora borealis,
dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora australis.
Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer
bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan
warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan
elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun
atmosfer tidaklah sama. Pada ketinggian di atas 300 km, partikel angin matahari
akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan.
Semakin turun, yakni pada ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi
dengan atom oksigen yang membentuk cahaya aurora berwarna
biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km proton dan elektron
bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen sehingga aurora tervisualisasikan
dengan warna hijau dan merah muda.
Ketika aktivitas matahari dalam keadaan stabil, maka
frekuensi terbentuknya aurora lebih
sering pada bulan-bulan ekuinoks (ekuinoks musim semi jatuh pada tanggal 23
Maret, dan ekuinoks musim gugur adalah tanggal 21 September). Namun demikian
ketika aktivitas matahari sedang meningkat, atau dengan kata lain intensitas
angin matahari tinggi, maka cahaya aurora pun
akan terbentuk semakin terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar